Kesetiaan Yang Tinggi
Di dalam bahasa Inggris ada
istilih fidelity dapat diartikan dengan kesetiaan. Juga sebaliknya infidelity
diartikan dengan ketidaksetiaan. Secara morfologi (studi mengenai kata dan pembentukan kata), kata ini (fidelity) berasal
dari bahasa Latin fide yang berarti iman. Dalam istilah musik, suara streo
yang baik sering disebut hi-fi, singkatan dari high fidelity yang berarti
kesetiaan yang tinggi. Alat penguat musik yang baik mampu mengeluarkan semua
suara alat musik setepat aslinya, bukan suara trompet seperti trombon; biola
seperti organ; gitar seperti ukulele, atau suara manusia seperti suara burung.
Kesetiaan seringkali dihubungkan
antara manusia dengan manusia atau manusia dengan ciptaan yang lainnya.
Misalnya saja cerita dalam film Hacikho yang menggambarkan kesetiaan
seekor anjing pada pemiliknya. Namun
pernahkah kita menghubungkan kata “kesetiaan” ini dengan Tuhan? Barangkali kita
akan malu menjawabnya. Kita seringkali tidak setia kepada Tuhan. Ketika
berjanji untuk hidup menjadi orang baik,
eh ternyata hanya keburukan hidup yang kita tunjukan; ketika berjanji untuk
tidak membicarakan keburukan orang lain (gosip) malah sebaliknya, kita banyak
menghabiskan banyak waktu untuk bergosip.
Bangsa Israel adalah umat pilihan (Qahal
Yahweh), dan sebagai “Bangsa Pilihan” ada perjanjian diantara keduanya.
Tentunya perjanjian ini dibuat oleh Tuhan sendiri, karena Israel dipilih
merupakan sebuah Anugerah. Isi perjanjian tersebut adalah : Allah (Yahweh)
menjadi Allah mereka, dengan demikian Allah bertanggung jawab menjaga, memelihara,
melindungi, dan mengajar bangsa Israel. Ini dilakukan dengan setia. Sedangkan
Israel sebagai Umat Pilihan bertanggung jawab untuk hidup menurut kehendak
Tuhan.
Namun, dalam kenyataan perjanjian
tersebut berjalan berat sebelah. Allah melakukan tugas-Nya, sedangkan Israel
melalaikannya; Allah setia dan Israel berkhianat. Sungguh ironis, namun apakah
Allah juga akan berkhianat dengan perjanjian tersebut? Tidak! Karena Dialah
Allah, maka Dia tetap bertahan untuk setia dalam memelihara, melindungi,
menjaga dan terlebih mendidik bangsa tersebut hingga tidak sampai dimusnahkan.
Sungguh sebuah kisah kasih yang
agung, dimana Allah mau terus setia menghadapi Bangsa Pilihan-Nya yang tegar tengkuk.
Sebuah high fidelity yang ditunjukan. Sebagaimana juga yang dilukiskan oleh
Pemazmur tentang kesetiaan Tuhan yang tinggi dalam Mazmur 57:11 “ Sebab kasih
setia-Mu besar sampai ke langit, dan kebenaran-Mu sampai ke awan-awan.
Terlalu dini manganggap Tuhan
tidak ada dalam hidup kita atau telah pergi ketika kita mendapat ujian dalam
hidup ini. Tuhan ada bersama kita, baik dalam susah maupun senang, itulah
sebabnya Dia dinamakan Imanuel (Allah beserta kita). Masalah dalam hidup tidak
harus membuat kita menganggap bahwa Tuhan telah meninggalkan kita, tapi
sebaliknya, kita harus menyadari bahwa kita yang menjauh dari Dia. Dia tetap
ada dan setia.
Paulus mengatakannya di dalam 1
Korintus 10:13 “ Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa,
yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak
akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia
akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya".
Ada sebuah kisah menarik tentang
kehidupan Ibu Teresha. Ibu Teresha adalah seorang suster yang melayani di
Kalkuta (India) yang banyak penduduknya dan tingkat kemiskinan yang sangat
tinggi. Suatu ketika dia ditanyai oleh seorang pemuda: “ibu Teresha, Anda sudah
melayani banyak orang sakit dan miskin di Kalkuta, tapi tahukah Anda bahwa
masih banyak juga orang yang sakit dan miskin di Kalkuta. Itu berarti pelayanan
yang Anda lakukan tidak berhasil!” Ibu Teresha pun menjawab pemuda itu “Anakku
saya terpanggil bukan untuk menjadi seorang pelayan yang berhasil, tetapi
menjadi seorang pelayan yang setia”. Ini merupakan sebuah kisah inspirasi dari
sebuah respon keyakinan tentang kesetiaan yang tinggi terhadap Tuhan.
Melalui kesetiaan Tuhan, kita
belajar untuk terus taat kepada-Nya. Melalui kesetiaan Tuhan juga, kita belajar
untuk setia dengan siapa kita berjanji untuk setia. Semoga Tuhan memberikan
kita kemampuan untuk memiliki high fidelity.
(LAGU:
NKB 34 SETIAMU, TUHANKU, TIADA BERTARA)
1. SetiaMu, Tuhanku, tiada bertara
di kala suka, di saat gelap.
KasihMu, Allahku, tidak berubah,
‘Kaulah Pelindung abadi tetap.
di kala suka, di saat gelap.
KasihMu, Allahku, tidak berubah,
‘Kaulah Pelindung abadi tetap.
Reff:
SetiaMu Tuhanku, mengharu hatiku,
setiap pagi bertambah jelas.
Yang ‘ku perlukan tetap ‘Kau berikan,
sehingga akupun puas lelas.
SetiaMu Tuhanku, mengharu hatiku,
setiap pagi bertambah jelas.
Yang ‘ku perlukan tetap ‘Kau berikan,
sehingga akupun puas lelas.
2. Musim yang panas, penghujan, tuaian,
surya, rembulan di langit cerah,
bersama alam memuji, bersaksi
akan setiaMu yang tak bersela. (kembali ke Reff)
surya, rembulan di langit cerah,
bersama alam memuji, bersaksi
akan setiaMu yang tak bersela. (kembali ke Reff)
3. DamaiMu ‘Kau beri, dan pengampunan
dan rasa kuatir pun hilang lenyap,
kar’na ‘ku tahu pada masa mendatang:
Tuhan temanku di t’rang dan gelap. (kembali ke Reff)
dan rasa kuatir pun hilang lenyap,
kar’na ‘ku tahu pada masa mendatang:
Tuhan temanku di t’rang dan gelap. (kembali ke Reff)
Komentar
Posting Komentar