Mengapa Menikah?




Jika membaca judul di atas, sebagian besar mungkin akan memberikan jawaban bahwa menikah karena jatuh cinta, dan mungkin ada juga  jawaban-jawaban yang lainnya. Betulkah alasan seseorang menikah hanya karena jatuh cinta? Salahkah alasan tersebut?.
Dr Andar Ismail mengatakan: “seorang ingin menikah itu berarti ia harus bangun cinta, bukan saja jatuh cinta. Jatuh cinta berbeda dengan bangun cinta. Jatuh cinta itu gampang, dalam sepuluh menit juga bisa. Tetapi membangun cinta itu susah dan perlu waktu seumur hidup. 

 Sebuah filosofi menarik tentang percintaan yang cukup baik sebagai berikut. “Pada waktu pacaran bukalah mata dan telinga lebar-lebar dan setelah menikah tutuplah mata dan telinga rapat-rapat”. Filosofi ini mau mengatakah bahwa manfaatkanlah masa pacaran Anda sebaik mungkin. Buka mata lebar-lebar supaya ketika menikah tidak dikejutkan dengan kebiasaan-kebiasaan buruk dari pasangannya masing-masing. Misalnya, ada pasangan yang suka kentut atau ngupil di depan umum. Ketika masa pacaran kita tidak melihat hal itu tapi setelah menikah baru kita “sadar” bahwa itu merupakan sebuah kebiasaan yang buruk.

Pada masa pacaran buka telinga lebar-lebar supaya ketika ada yang menceritakan hal-hal yang buruk tentang pasangan kita, kita sudah tidak merasa heran lagi. Seringkali di masa pacaran, filosofi ini diabaikan, sehingga nantinya akan ada masalah yang besar di dalam pernikahan karena tidak mengenal baik karakter pasangannya masing-masing. Masa pacaran (baca: jatuh cinta) seringkali “dibutakan” dari berbagai hal yang buruk tentang pasangan masing-masing. Mungkin karena cinta itu buta yah? Atau mungkin cinta itu tidak ada logika! Kata ortu “kalau jatuh cinta itu tai kambing rasa cokelat!!!!!!”(heheheh).  Waoww,  kalau begitu bahaya jika seorang jatuh cinta dalam kondisi demikan. Indra manusia tidak berfungsi dengan baik. Mata menjadi kabur, rasa menjadi berbeda, dan otak tidak bisa berpikir dengan baik. Bisa-bisa bukan coklat yang dimakan tapi tai kambing yang dilahap.

Dari ungkapan-ungkapan di atas, jelas mau menunjukan kondisi betapa bahagianya seseorang jika sedang jatuh cinta. Masa depan tidak dapat dilihat dengan baik, tetapi masa kininya yang dinikmati begitu rupa sehingga masa depannya diabaikan. Ini jelas harus dilihat bagi yang mau menikah. Bukan saja jatuh cinta yang penting, tetapi lebih dari itu mampu mengenal pasanganya dengan baik dan mampu “melihat” masa depan bersamanya.

Ada sebuah kisah tentang dua orang yang menikah, tapi belum saling mengenal dengan baik (baca:buka mata dan telinga lebar-lebar) pada masa pacaran. Dalam pernikahan itu terjadilah pertengkaran hampir setiap hari. Ketika sang suami memarahi dan memukuli istrinya, dia juga mengatakan: “kamu itu pintar tapi bodoh”. Kalimat ini sering dilontarkan sebagai bumbu penyedap di dalam setiap pertengkaran mereka. Pada suatu saat, sang istri tidak tahan lagi dengan kondisi seperti itu, terlibih dengan kalimat suaminya itu. Maka sang istri merespon dengan menjawab suaminya “ ia, memang saya pintar, karena itulah kamu memilih saya sebagai istrimu. Tetapi saya juga bodoh, karena mau menikah dengan orang sepertimu”. Sungguh sebuah kisah yang ironis, pintar tapi bodoh. Kisah ini memberikan satu pelajaran yang berharga sebelum memutuskan untuk menikah, yakni saling mengenal dengan baik. 

Kembali ke topik jatuh cinta. Ketika seseorang jatuh cinta, ia tidak dapat memastikan dengan tepat, dengan siapa ia jatuh cinta. Seorang teman pria saya sangat cepat memutuskan bahwa ia jatuh cinta pada seorang wanita, padahal ia baru melihat wanita itu 15 menit yang lalu. Itulah yang saya amati dari teman saya itu. Bahkan menurut penelitian seorang pria hanya membutuhkan 10 detik untuk jatuh cinta kepada seorang perempuan. 
Banyak juga di antara kita yang mungkin memiliki kesamaan serupa. Cepat sekali untuk jatuh cinta, tapi cepat juga putus; ada yang lambat dalam jatuh cinta tetapi hubungan yang dijalani cukup panjang bahkan sampai ke pernikahan. Yah, itulah jatuh cinta, kita tidak dapat memprediksinya dengan tepat, kapan, dimana, dan dengan siapa kita jatuh cinta.

Jika jatuh cinta tidak dapat diprediksi, maka lain halnya dengan bangun cinta. Membangun cinta adalah suatu kondisi yang dengan pengertian dan kesadaran penuh berkomitmen untuk hidup bersama dengan menerima segala kekurangan dan kelebihan dari masing-masing pihak. Dari jatuh cinta itulah, cinta dijaga, dipelihara dan baru kemudian dibangun bersama dalam sebuah keluarga. Semoga kita diberi hikmat dari Tuhan untuk bisa memutuskan kapan, dimana, dan dengan siapa kita akan membangun cinta.  


Selamat Membangun Cinta!!! :D

Komentar

Postingan Populer