Ketidakpastian Hidup?
Dalam dunia ini adakah sesuatu hal
yang pasti? Untuk menjawab pertanyaan ini mungkin muncul keragu-raguan dalam
hati dan pikiran kita. Ketidakpastian selalu hadir menghantui kita dalam
berpikir dan bertindak untuk melanjutkan masa depan. Werner Heisenberg pada
tahun 1927 mengeluarkan konsep tentang “ketidakpastian”. Yah, hidup memang
penuh dengan ketidakpastian. Hari ini kita bisa dalm keadaan sehat bugar,
besoknya jatuh sakit, atau sebaliknya, hari ini divonis penyakit kritis, besok didiagnosa sembuh oleh
dokter. Ketidakpastian membuat kita tak bisa memprediksi hari esok dengan
pasti. Segala sesuatu yang kita miliki dan alami saat ini merupakan
ketidakpastian juga. Segalanya bisa berubah menjadi baik atau sebaliknya,
menjadi buruk. Satu yang perlu kita ketahui adalah ketidakpastian merupakan
kepastian hidup. Ketidakpastian membuat
orang merasa bimbang, kuatir, tidak nyaman dan lain sebagainya.
Hal ini bukan berarti kita melihat
hidup sebegitu pesimis seakan tak ada lagi harapan untuk ketenangan dan
kenyamanan jiwa. Justru sebaliknya, jika kita diperhadapkan dengan
ketidakpastian sebagai suatu realitas hidup maka kita mampu untuk melihat apa
yang menjadi tumpuan dan harapan dalam menggenggam kepastian hidup tersebut.
Ketidakpastian hidup membuat kita merasa gelisah, kemudian kuatir dan
selanjutnya. Yesus dalam suatu kesempatan memberikan pengajaran tentang “hal
kekuatiran” yang tercatat dalam Matius 6:25-34. Manusia sudah sepatutnya
cenderung memikirkan tentang kehidupan mereka. Hal tentang sandang, pangan, papan,
rasa aman, rasa dicintai dan lainnya dipikirkannya. Tidak salah dalam
memikirkan masa depan tentang hal-hal tersebut, yang menjadi kesalahan adalah ketika menguatirkannya sedemikian hebat.
Manusia ketika diperhadapkan
dengan ketidakpastian, meresponnya dengan berbagai reaksi, di antaranya ialah
kekuatiran. Padahal kita tahu bahwa kekuatiran tidak ada manfaatnya sama
sekali. Adakah kekutiran menambah sehasta (45 cm) dalam jalan hidup kita? Yesus
meresponnya demikian "Karena itu Aku berkata kepadamu:
Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum,
dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai.
Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting
dari pada pakaian?” Yesus mau memberikan
suatu konsep dan teladan tentang kehidupan. Konsep tentang hal yang lebih
esensi dalam hidup. Hidup lebih penting dari makanan yang menjadi kebutuhan
pokok, dan tubuh pun lebih penting daripada pakaian.
Kalau Yesus mampu memberikan hidup-Nya
untuk kita, Dia pun mampu memberikan makanan untuk kita. Kalau Yesus mampu
memberikan tubuh-Nya bagi kita, Dia pun mampu memberikan pakaian untuk tubuh
kita. Sesuatu yang besar sudah dilakukan-Nya ribuan tahun yang lalu. Perlukah
kita kuatir tentang hal-hal demikian? Jika selama ini kita dihantui oleh
kekuatiran dalam menjalani hidup, maka sekarang kita melihat bahwa Tuhan Yesus
berperan dalam menganugerahkan hal-hal yang menjadi kebutuhan dasar kita. Bahkan
Ia telah melakukan hal-hal yang lebih besar lagi yaitu memberikan hidup dan
tubuh-Nya untuk kita.
Kekuatiran tidak menambah sehasta
(45cm) saja dalam jalan hidup kita. Apakah dengan kuatir tentang sakit yang
kita alami kita akan sembuh? Apakah dengan belum memiliki jodoh di usia yang
tidak mudah lagi, jodoh akan datang dengan sendirinya? Apakah dengan
mengkuatirkan pendidikan atau studi kita akan berkakhir dengan sendirinya? Apakah
dengan mengkuatirkan belum memiliki pekerjaan, pekerjaan akan datang dengan
sendirinya? Jawabannya tentu “tidak”! Kita memerlukan Tuhan dalam menaruh semua
ketidakpastian, kegelisahan, kebimbangan dan kekuatiran dalam tangan-Nya.
Mengapa? Karena Dialah Allah pengusa dan penyelenggara hidup ini. Dia mampu
memelihara kita melebihi burung-burung di udara maupun bunga bakung di taman.
Dia bukan saja melihat jauh tentang masa depan kita tapi lebih dari itu Dia
menguasai masa depan kita.
Ketidakpastian itu suatu
keniscayaan, sebagaimana kita memahami bahwa kepastian dalam hidup adalah
ketidakpastian itu. Mempersiapkan diri untuk memasuki tahun yang baru yang
tinggal hitungan jam ini, marilah kita menaruh harap akan Tuhan yang adalah kepastian
itu sendiri. Mungkin kehidupan ke depan tidak mudah, namun itu bukan mustahil jika kita berjalan dengan Sang Maha Pasti.
Ebenhaezer!
Selamat Mempersiapkan Diri Memasuki dan Menjalani
Tahun yang Baru!
Komentar
Posting Komentar